Pertanyaan dari Ihkwan Dinuhung.
Jakarta Barat.
Bagimana Setia Hati itu jika pemeluk agamanya adalah non islam?
jawaban :
Setia Hati adalah kesadaran alami manusia yang bersifat ruhani. Ia sudah ada sebelum tubuh sebagai diri lahiriyah ini terbentuk.
Kesadaran itu seperti mutiara bertahata yang berada dilubuk hati insani. Yang membawa sifat ketuhanan sebagai sumber kebaikan dan kebahagian manusia. dia ada dalam setiap diri manusia, baik orang kristen, islam, budha, hindu dll.
Sebelum manusia berSetia Hati maka ia disebut sebagai manusia yang kehilangan kesadaran sejatinya,
berada dalam kesadaran didalm ketidak kesadaran.
Kerena kesadaraan sejati bukanlah kesadaran otak/ilmiyah ini.
Kesadaran sejat ini tidak akan mampu diteliti dengan alat secangih apapun, apalagi dengan otak manusia.
Ia tidak diluar juga tidak didalam tidak berbentuk juga tidak berwarna, tapi ADA.
Ruhani adalah alam, ia juga tidak dialam-alam, tidak diruhani maupun jasmani. Tidak terikat ruang dan waktu, serta tidak terjangkau oleh kecerdasan akal.
Kesadaran ruhani manusia yang bisa menempatkan dirinya sebagai manusia yang sebenarnya sebagai titah tuhan.
Orang menyebutnya adalah Kesadaran Illahi/tuhan.
Sebagai sifat sejati manusia yang penuh kebaikan dan kepandaian tuhan.
Orang yang disebut Setia Hati adalah Sang Nurani berjalan.
Tahta kesadaran ini ada dalam kawasan tuhan.
Untuk menemukannya mereka harus mengadakan aktifitas ruhani sebuah hijrah dari kesadaran ilmiyah menuju kesadaran illahi, untuk berhubungan dengan tuhannya.
Semua orang yang berTuhan bisa mengapai kesadaran Setia Hati itu, dengan jalan ruhaninya menurut keyakinan masing-masing.
Semua pemeluk agama memiliki jalan ruhani masing -masing sesuai tata ibadahnya.
Karena ibadah itu adalah aktifitas ruhani yang sangat tinggi yang mampu menghubungkan jiwa kepada tuhannya. Ibadah adalah sarana transportasi illahiyah yang bisa mepertemukan hamba dengan tuhannya.
Perlahan kesadaran ini akan terbuka dengan kebijaksanaan dan kasih sayang, karena ketundukan jiwa pada tuhannya lewat ibadah. Didalam ibadah cahaya illahi tidak terhalang untuk menerangi jiwa, sifat tuhan mengalir kedalam jiwa tanpa penghalang membuka kesadaran tersebut.
Ibadah juga sebagai meditasi tertinggi yang mempermudah manusia melakukan loncatan kesadaran ruhani dari kesadaran ilmiyahnya menuju kesadaran sejatinya ini.
Benarkah demikian,manusia dapat bertemu dengan tuhannya?
jawabannya adalah , "Ya '', jika manusia tidak bisa bertemu dengan tuhannya , lalu ketika ibadah ia menghadap siapa?
Tentu bukan tembok atau angin. Jelas bahwa ibadah adalah penghadapan jiwa kepada tuhannya secara langsung. Lewat hening cipta, manusia memasuki batin/ruhaninya yang tenang untuk berdoa dan berkomunikasi dengan tuhannya.
Kita saja yang tidak sadar akan aktifitas ini, sehingga aktifitas ibadah menjadi aktifitas yang menjenuhkan san melelakan. Karena aktifitas kita hanya dengan kesadaran ilmiyah, yang membuat semua menjadi monoton dan sesuatu yang monoton itu akan membuat otak jenuh dan bosan. Mereka gagal mengadakan menhadakan aktifitas runani ketika ibadah.
Lalu kita sebagai warga terate bukan sekedar hanya untuk mengetahui apa itu Setia Hati,
berjuta juta orang dibumi ini sudah mngetahui apa itu setia Hati, tapi untuk mengalami kesadaran spiritual itu.
Berjuta-juta orang juga mereka sudah mengetahui sumber kebaikan. Tapi mengapa masih juga sulit untuk baik.
Karena kebaikan dan ilmu ini hanya sekedar diketahui, merega gagal mengalami dan menempati kesadaran tersebut.
"DIDALAM DIRIMU ADA TERATE SUCI YANG MEKAR HANYA DENGAN KEBIJAKSANAAN DAN KASIH SAYANG"
===========================================
www.pshtmedia.com
Segala pertanyaan pelanggan bisa kirim ke admin artikel dan akan kami exspos disitus ini. Semua pertanyaan yang layak untuk umum dan persaudaraan akan kami publikasikan dan kami seleksi.
admin artikel pin
Bb 57DA0C1,
Bb 750E94D1