wujud keHidupan selalu berawal dari hati
Karena Perasaan adalah bahasa jiwa, yg selalu didengar alam semesta.
Jikalau hatimu sudah bersinar maka saat itulah terang dunia.
Awal saya masuk dikawasan Setia Hati,
om dan di S
Semua terasa berbeda dengan pandangan awal saya mengikuti, saya rasa saya akan sakti, saya akan mendapat kanuragan yang luar biasa.
oleh dengan pandanganku sebelumnya. Ditambah kebingungan harus kemana saya mengetahui apa itu SH yang sebenarnya. Seakan berada dalam kek
setiap saya bertemu dengan warga yang dipandang sepuh, semua pertanyaan saya berhenti dengan jawaban "BELUM SAATNYA"
Saya hanya mengikuti air mengalir, entah akan berujung ke samudra apa tidak saya tidak tahu.
Ditengah perjalanan berbagai macam ilmu saya temui,
tapi semua belum membuat saya puas.
Sampai tiba saatnya saya bertemu dengan barisan pemuda yang setiap hari mengagas Mercusuar Terate, disini saya awal mendapat PENCERAHAN AGUNG.
Saya menemukan penterjemah Setia Hati.
saya pernah bertanya pada salah satu mereka, mengapa sesepuh selalu bilang belum saatnya jika ditanya tentang Setia Hati.
beliau berkata " jika seseorang ingin belajar Setia Hati itu belum saatnya, tanyakan pada mereka bila ada seseorang ingin taubat pantaskah kita menjawab belum saatnya pada mereka?!!
tanyakan pula, bila ada ingin mendekatkan diri pada tuhanya, pantaskah kita larang dengan jawaban Belum Saatnya''
Setia Hati bukan mantra, bukan perklenikan juga bukan perdukunan. Melainkan adalah Kehalusan Jiwa. Sebuah kesadaran Spiritual yang kos0ng, tapi kosong itu bukan kesadaran, tapi kosong yang didalamnya terdapat kesadaran jiwa yang tenang.
Sebuah Kesadaran yang hanya akan terbuka dihadapan tuhannya
Tidak ada tingkatan ilmu dalam spiritual, karena ilmu spiritual tidak ada rendah tidak ada tinggi, karena spirtual adalah perjalanan.
semua orang wajib mengetahuinya, karena Setia Hati itu Fitrah dalam diri manusia bukan ilmu pengetahuan dan kadigdayan.
maka berjalanlah, awali dengan BADAN TURU, ATI TANGI RUH INGSUN NGADEP GUSTI.
inilah awal peta Setia Hati.
inilah jalan awalku menempuh samudra tanpa tepi didalam hati ini.
No comments:
Post a Comment